Rabu, 03 Desember 2008

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN NATAL

1.Hari / tanggal : Kamis, 18 Desember 2008.
Pukul : 16.30 WIB
Kegiatan : Ibadat Tobat.
Tempat : Gereja St.Mikael Pangkalan.
2.Hari / tanggal : Kamis, 18 Desember 2008.
Pukul : 17.00 WIB
Kegiatan : Pengakuan Dosa.
Tempat : Gereja St.Mikael Pangkalan.
3.Hari / tanggal : Senin, 22 Desember 2008.
Pukul : 16.00 WIB
Kegiatan : Kerja bakti bersama.
Tempat : Gereja St.Mikael Pangkalan.
4.Hari / tanggal : Selasa, 23 Desember 2008.
Pukul : 18.00 WIB
Kegiatan : Gladi bersih Misa Natal.
Tempat : Gereja St.Mikael Pangkalan.
5.Hari / tanggal : Rabu, 24 Desember 2008.
Pukul : 08.00 WIB
Kegiatan : Persiapan akhir untuk Malam Natal
Tempat : Gereja St.Mikael Pangkalan.
6.Hari / tanggal : Rabu, 24 Desember 2008.
Pukul : 18.00 WIB
Kegiatan : Misa Malam Natal.
Tempat : Gereja St.Mikael Pangkalan.
7.Hari / tanggal : Kamis, 25 Desember 2008.
Pukul : 08.00 WIB
Kegiatan : Perayaan Natal pagi & Pesta Umat.
Tempat : Gereja St.Mikael Pangkalan.

Hikayat Lagu Malam Kudus

Lagu yang paling nge-top di dunia pada saat menjelang Natal ialah lagu "Malam Kudus".Banyak pembunuh yg paling sadis sekalipun juga menangis pada saat mereka mendengar kembali lagu ini. Lagu ini dinyanyikan oleh segala lapisan masyarakat mulai dari pemulung sampah sampai dengan raja-raja maupun para presiden, mereka pernah menyanyikan lagu ini. Disamping itu gereja aliran manapun juga entah Katolik maupun Protestan semua menyanyikan lagu yg sama. Banyak orang Indonesia terutama penganut agama Kristen, termasuk penulis sendiri, yg berada di perantauan, kalau kami mendengar lagu ini walaupun dinyanyikan dalam bahasa asing, sering air mata kami terlinang keluar. Sebab kami terkenang kembali akan masa lampau kami, masa ketika kami masih kanak-kanak, masa ketika kami masih sekolah, teringat kepada orang tua dan anggota keluarga lainnya yang jauh di tanah air.
Hari-hari Natal bagi kami adalah saat-saat dimana rasa rindu ingin pulang ke tanah air menjadi semakin besar dan semakin bertambah. Lagu yang indah ini telah diterjemahkan dari bahasa aslinya Jerman ke ratusan bahasa lainnya. Banyak orang menduga bahwa lagu ini pasti disusun dan dikomponis oleh seorang ahli musik kondang, seperti Mozart atau Beethoven, tetapi kenyataannya tidaklah demikian bahkan lagu inipun dibuat secara kebetulan dengan tanpa diduga dan direncanakannya terlebih dahulu. Setelah itu , baru dibawa oleh para Imigrant Jerman yang ada di Amerika, dan justru yang menerbitkan pertama kali : gereja Methodist . Pastor Katolik Joseph Mohr (1792 - 1848) adalah asisten pastor dari gereja kecil yang bernama St.Nicholas di daerah pegunungan Tirol (Jerman Selatan). Karena ia tinggal di desa maka yang menjadi pemain organnyapun, seorang guru sekolah yang bernama Franz Gruber (1787 - 1863).
Beberapa hari sebelum Natal ternyata organ gereja rusak, mereka menjadi bingung, bagaimana mereka bisa merayakan Natal tanpa organ. Karena mereka tidak ingin mengecewakan para pengunjung gereja sedangkan hari Natal yang sudah ada diambang pintu, maka Herr Mohr mencoba mulai menyusun lagu baru dengan kata-kata yang sederhana. Dimana lagu tersebut nanti bisa dinyanyikan dengan tanpa harus diiringi dengan organ. Setelah textnya disusun, ia memperlihatkan text dari lagu tersebut kepada kawan baiknya Herr Gruber: "Puji Tuhan, Friend Mohr, you telah menemukan satu lagu yg indah sekali!" Setelah itu langsung Herr Gruber membuat komposisi untuk text lagu yang telah dibuat oleh kawan baiknya Herr Mohr. Akhirnya jadilah lagu "Malam Kudus" yang kita kenal sekarang ini.
Satu lagu yang sangat sederhana tetapi indah teks maupun melodinya. Dan tepat pada hari Natal, Herr Mohr dan Herr Gruber menyanyikan lagu tersebut didampingi oleh guitar dari Herr Gruber. Ketika tukang organ datang untuk memperbaiki organ di gereja tersebut, ia sangat terpesona sekali oleh lagu yang dibuat dan disusun oleh Herr Gruber & Herr Mohr, sehingga ia berhasrat untuk menyebarluaskan lagu tersebut keseluruh Jerman. Dan pada tahun 1843 lagu tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Inggris oleh John F. Young (1820-1885). Aneh tapi nyata, coba kalau pada saat itu organ di gereja Herr Mohr tidak rusak, mungkin lagu ini tidak akan terciptakan. Jadi satu lagu yang luar biasa indahnya terjadi dan terciptakan secara kebetulan, ialah karena organ gereja rusak. Malam kudus, sunyi senyap, Siapa yang belum lelap? Ayah bunda yang tinggallah terus, Jaga Anak yang maha kudus; Anak

Senin, 17 November 2008

KETIKA SAMPAH MENJADI BERKAH

Bulan September menjadi momen tersendiri bagi umat GSMP
karena pada saat itu GSMP merayakan pesta nama Pelindung.
Hadir dalam perayaan itu diantaranya Komandan Lanud
Adisutjipto Kolonel Pnb. Hari Mulyono. Walaupun terik
matahari semakin menyengat mereka tetap semangat dan
antusias mengikuti jalannya acara demi acara.

Hal yang terpenting bagi mereka adalah pesan dari seorang
gembalanya yaitu Rm.Yos Bintoro Pr dengan mengajak
“Ayo,Ambil Sampah dan jadikan Berkah”.dengan prinsip 3 R +
1 yaitu : REDUCE, REUSE, RECYCLE dan REPLANT.

Hal inilah yang diserukan dan sebagai ajakan oleh Rm.Yos
Bintoro.Pr sebagai gerakan “Hidup Bersih” dan menjadikan
“Sampah sebagai Berkah”.

DARI GUDANG NO.19

Gereja Santo Mikael Pangkalan yang saat ini berdiri adalah
bekas gudang senjata, yang dibangun awal abad 20 bikinan
Hindia Belanda yang juga digunakan sebagai pabrik tebu. Saat
diperuntukan sebagai gereja telah juga diberkati oleh Rm.
Ignatius Joyo Siswoyo Pr, Vikaris Episkopal ( Vikep ) Daerah
Istimewa Yogyakarta.

Atas jasa Bp.Marsekal Pertama TNI Lambert F Silooy yang
menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Adi Sutjipto
(1994 – 1996 ) menerbitkan surat keputusan bahwa gudang
tersebut diperuntukkan bagi bangunan gereja Katolik.
Keberadaan bangunan gereja ini sangat disambut gembira
oleh umat Wonocatur,Karang Jambe, Gatak dan Pelem.

Dalam proses pembangunan GSMP mengalami pasang surut
dan beberapa kali atap roboh. Akhirnya demi menjamin rasa
aman dalam beribadat dibentuklah panitia Pembangunan dan
Renovasi GSMP

GSMP yang resmi pada saat itu mempunyai jumlah umat 300
jiwa yang terdiri dari 197 KK. Yang setiap minggunya on the
spot. Tgl 21 September 2003 surat hibah pengelolaan lahan
turun dari Pusat Pengolahan Data AURI.

GSMP mempunyai ciri khas dalam pelayanannya yaitu
Teritorial secara umum tetapi juga Kategorial secara khusus.
Sebagai kelengkapan pelayanan GSMP juga sudah
membangun Panti Gereja Marsma TNI Ignatius Dewanto yang
diresmikan 1 hari sebelum hari bakti TNI AU ke 60 oleh
Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Benyamin
S Dandel, S.Ip

Tanggal 28 Juli 2004 Gereja St.Mikael Pangkalan diberkati dan
diresmikan oleh MGR.Ignatius Suharyo,Pr Uskup Agung
Semarang. Dua hal yang dipesankan Bapa Uskup adalah :
“Tetapi Apakah Gereja Kristus Hanya Soal Tempat Saja, soal
Pelayanan Saja, Gereja tetap Membutuhkan Umat-Nya untuk
Aktif memberikan kesaksian .“Mari Bersama-sama Kita
Laksanakan”.

Sejarah Singkat Gereja Katolik TNI AU Santo Mikael Pangkalan

Gereja St. Mikael Pangkalan (GSMP) yang merupakan bagian dari gereja
Indonesia harus berani memandang dirinya sebagai salah satu pihak yang
turut serta mengambil bagian dalam membangun masyarakat Indonesia. Hal
ini memang berat karena besarnya tantangan hidup menggereja di tengah
suasana kehidupan berbangsa yang penuh dengan berbagai persoalan
mendasar seperti HAM, pengangguran, kerusakan lingkungan, fragmentasi
masyarakat berbasis SARA, serta derasnya pengaruh budaya global yang
serba instant dan dangkal. Namun demikian, sebagai gereja GSMP mau
tidak mau harus membawa kabar baik, cinta dan harapan sekecil apapun di
tengah tantangan sebesar apapun.

Keberanian seluruh umat memandang GSMP seperti ini akan sangat
menentukan arah pertumbuhan gereja. Lagipula, GSMP yang hadir secara
fisik, berasal dan berlokasi di lingkungan militer angkatan udara berpengaruh
baik secara positif maupun negatif dalam kehidupan menggereja umat.
Dalam situasi seperti ini, cara umat memandang dirinya sebagai bagian dari
masyarakat Indonesia sangat sesuai dengan peran strategis angkatan udara
di mana gereja ini berada.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini status gereja masih berupa
wilayah akan tetapi memiliki infrastruktur dan jumlah umat yang memadai
sehingga menjadikan gereja pangkalan mempunyai potensi yang besar untuk
tumbuh apabila dikelola secara sistematis dan berkelanjutan. Besarnya
sumbang sih gereja terhadap pengembangan hidup berbangsa tidak perlu
mengandalkan jumlah yang bisa dimanifestasikan dalam kekuatan politik
tertentu tetapi justru akan lebih efektif lewat serangkaian pilihan sikap dan
teladan. Untuk itu, kedudukan dan situasi GSMP tidak akan memperkecil
potensi sumbang sihnya kepada bangsa dan negara.

Tentu saja sebagai bagian dari gereja di lingkungan Keuskupan Agung
Semarang maka gereja pangkalan mewarisi visi dan misi KAS yang
memfokuskan dirinya pada pembangunan persudaraan sejati dengan semua
pihak yang berkehendak baik. Untuk itu, sebagai langkah konkritnya, GSMP
sesuai dengan kapasitasnya akan membuat program kerja yang bermuara
pada pemberdayaan umat sehingga umat mampu memainkan peranannya
sebagai agen atau aktor terbangunnya persaudaraan sejati sesuai dengan
kapasitas, lingkungan maupun concern/perhatiannya masing-masing.

Dengan cara pandang ini, kehidupan menggereja di GSMP tidak akan hanya
berpusat di seputar liturgi tetapi malah sebaliknya akan mengusahakan
kehidupan liturgis yang kontekstual dan komunikatif. Hal ini juga akan
membawa konsekuensi sistem penggalangan kegiatan umat yang tidak
semata-mata berbasis teritorial tetapi akan dikembangkan kegiatan umat
berbasis minat dalam bentuk kelompok umat basis.

Rabu, 29 Oktober 2008

REKRUIMENT LONCENG PANGKALAN

Lonceng pangkalan adalah buletin gereja St.Mikael Pangkalan yang memiliki pelayanan untuk menyampaikan informasi, dan semua hal tentang hidup menggereja kita.
Dengan bergabung dengan kami anda akan mendapat banyak hal baru:
Refleksi iman, Pengetahuan praktis, wawasan bekerja dalam tim.
Dan tentunya kita bisa semakin mendekatkan diri kita kepadaNya.
Dengan pelayanan kita menghadirkan informasi yang bermanfaat kepada seluruh umat Gereja St.Mikael Pangkalan.
Disini anda dapat menyalurkan kreatifitas menulis atau sekedar membagi pengalaman, untuk konsumsi peningkatan kualitas hidup beriman umat.
Kita juga mendapat wawasan akan apa dan bagaimana itu penulisan jurnalistik.
So kami mengundang anda yang berminat untuk hadir pada pertemuan tim rekan kerja Lonceng Pangkalan.
Eiiiit........ syaratnya cukup simpel aja koq...
Terbuka bagi siapapun, pria, atau wanita
katolik
Berminat pada tulisan
jurnalistik
Mau berkomitmen pada pemberdayaan umat dan
perkembangan Gereja
Hobi membaca, rasa ingin tahu tinggi, mau
tambah pengalaman dan teman, Mau belajar dan bekerjasama dalam
tim.

Tempat pendaftaran
Gereja St.Mikael Pangkalan
Contact person
Gembong 0274 3152153
Danang 085643355336
Yonas 08562569181

Sabtu, 25 Oktober 2008

RENUNGAN

MENJADI RAJA ATAS DIRI SENDIRI


Konon ceritanya, ada sayembara pemilihan raja. Raja yang bijaksana itu telah tua dan tidak memiliki keturunan. Maka berdatanganlah orang-orang muda yang tampan dan gagah perkasa mencoba sayembara tersebut, bahkan dari berbagai penjuru dunia (siapa sih yang gak kepingin jadi raja). Kemudian bla.. bla.. bla… sayembara diadakan terpilihlah Pangeran calon pengganti raja.

Tidak memerlukan pemahaman yang baik mengapa orang tertarik untuk menjadi raja (baca: pemimpin). Bahkan seringkali kita temui gaya bos. Sok mengatur, Sok tahu dan …

Namum pahamkah kita raja sejati itu yang kayak apa? bisakah kita merajai diri kita, indra kita, nafsu kita, emosi kita. atau malah sebaliknya. Kita menjadi soh tahu, sok mengatur, padahal sebenarnya kita menjadi budak dari keinginan-keinginan kita, panca indra kita.

Baik kalau kita menyadari bahwa manjadi raja atas diri sendiri lebih berguna dari pada berlomba-lomba ingin menjadi raja (baca: pemimpin), namun pada dasarnya tidak becus. Karena… kita sendiri masih menjadi budak atas nafsu-nafsu kita.

APA YANG BISA KITA LAKUKAN DALAM 5 MENIT?

Bunga menerima hadiah ulang tahun dari sahabatnya Budiman. Ia berkata pada dirinya; sebaiknya langsung mengirim sepotong surat pendek untuk mengucapkan terima kasih. Ah tapi begitu pendek dan dingin. Biar aku tulis yang agak panjang dan menyentuh, tapi aku sedang tidak mood dan tak ada waktu, lain kali sajalah, Dua minggu berlalu, belum juga surat itu dikirim, tapi tak mengapa nanti akan kukirim surat sebanyak dua halaman. Dua minggu lagi berlalu, Bunga mulai kesal sendiri, malu dan takut sambil membayangkan apa yang dipikirkan Budiman. Biarlah nanti aku buat beberapa halaman sekaligus. Dua bulan berlalu dan saat ini dia harus mempersiapkan ujian, sehingga rencana menulis surat itu tertunda lagi. hingga akhirnya surat itu tidak pernah tertulis.

Apa yang akan dirasakan Bunga ketika bertemu dengan Budiman, sahabatnya? Pernahkah kita menunda-nunda perbuatan baik (baca: berdoa) dengan alasan klasik. Tidakkah 5 menit sehari lebih baik dari pada 1 jam sebulan sekali, atau 1 malam setahun. Bagaimana kalau besok kita di panggil dan bertemu dengan-Nya? Mengapa kita tahan berjam-jam dihadapan TV, tetapi tidak tahan 5 menit dihadapan-Nya. Belajar membayangkan resiko yang akan dihadapi dari penundaan lebih baik ketimbang mencari-cari alasan. Sedikit tapi sering lebih bijak dari... gunakan 5 menit waktumu…!!

Jumat, 24 Oktober 2008

Pembekalan Bendahara Paroki

Ambarawa 7 Agustus 2008

Pada tanggal 7 Agustus 2008 yang lalu, beberapa umat gereja St. Mikael Pangkalan, dikirim ke Ambarawa bersama dengan Romo untuk mendapatkan pelatihan dan pembekalan tentang sistem akutansi khusus keuangan Paroki Gereja Katolik. adapun beberapa umat tersebut adalah:
  1. Mas tarman (consultan keuangan, apparsial aktiva lancar & aktiva tetap)
  2. Mbak Wulan (consultan & akuntan)
  3. Bu Nunuk Marmanto (anggota konsultan)
  4. Mbak Alice (akuntan)
  5. Mbak Yayuk (akuntan)
  6. Bu Titin (praktisi akuntan)

Selain sebagai usaha mendukung proses pembentukan Gereja St. Mikael Pangkalan dari Gereja wilayah menjadi Gereja Paroki, juga dalam rangka memenuhi kebutuhan tentang pentingnya akuntabilitas, transparansi dan kredibilitas gereja katolik sebagai organisasi nirlaba dan dalam melaksanakan segala pelayanannya di lingkungan masyarakat.

Lonceng Pangkalan No.4 Th I, 24 Agustus 2008

GEREJA KITA
















Kamis, 23 Oktober 2008

Siapa Yesus itu ?

Yesus adalah seorang Yahudi yang berasal dari Nazaret di Galilea. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga Yahudi sederhana, yaitu keluarga Maria dan Yusuf, pada waktu yang sangat dekat dengan akhir pemerintahan Herodes Agung, yaitu kira-kira tahun 4 SZB.
Ia mempunyai saudara-saudara laki-laki, salah seorang daripadanya (Yakobus) kemudian hari menjadi terkemuka dalam jemaat Kristen Palestina (Yerusalem), dan saudara-saudara perempuan (Mrk. 6:3). Di daerahNya dan pada zamanNya, nampaknya “semua orang” tahu asal-usul Yesus. “Tentang orang ini kita tahu dari mana asalNya” (Yoh. 7:27).
Yesus tumbuh dewasa di dalam lingkungan kehidupan desa atau kota kecil Nazaret (Mat. 2:23; Luk. 2:4) di daerah Galilea selatan, kira-kira seratus mil sebelah utara Yerusalem. Nazaret adalah kota kecil yang sangat tidak berarti secara religius (band. Yoh.1:46; 7:41, 52). Namun Nazaret dekat dengan Sepphoris, kota terbesar di Galilea yang sangat diwarnai kebudayaan Hellenis (Yunani-Romawi), kota yang sangat kosmopolitan pada masa Yesus. Daerah Galilea dihuni juga oleh sejumlah besar orang dari bangsa-bangsa lain (band. Mat. 4:13-15). Karena itu mungkin sekali bahwa semua orang Yahudi di kawasan itu dapat berbicara dalam dua bahasa, yaitu bahasa Aram dan bahasa Yunani koine (yang biasa digunakan sehari-hari). Galilea adalah suatu daerah di wilayah Palestina. Sejak tahun 63 SZB seluruh wilayah Palestina telah menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi. Palestina diperintah oleh “raja-raja (setempat) yang diangkat dan dilindungi” (client kings) oleh Roma.
Oleh warga Nazaret Yesus dikenal sebagai seorang “tukang kayu” (Mrk. 6:3). Untuk itu pastilah Ia telah dibekalii dan belajar ketrampilan menggunakan alat-alat pertukangan seorang pengrajin kayu (dalam bahasa Yunani: tektwn, tekton ) yang membuat barang-barang dari kayu. Pada masa itu seorang pengrajin kayu adalah anggota keluarga yang telah kehilangan lahan garapan mereka, sehingga mereka tidak dapat lagi bertani.
Kesadaran keberagamaanNya tumbuh dan berkembang karena Yesus belajar dari keluargaNya yang cukup saleh (band. Luk. 2:41-42).Sudah pasti Ia juga belajar kisah-kisah, madah-madah, dan doa-doa menurut tradisi Yahudi. Dan tentunya Ia sangat memperhatikan dengan seksama dan turut merayakan hariraya-hariraya besar agama Yahudi, seperti Hariraya Paskah (di musim semi untuk memperingati keluaran dari Mesir), Hariraya Pentakosta (atau Hariraya Tujuh Minggu, limapuluh hari sesudah Paskah, untuk merayakan bahwa Allah adalah pemilik tanah dan mengucap syukur kepadaNya yang telah membuat tanah subur dan memberi hasil), dan Hariraya Pondok Daun (yang disebut Tabernakel, yaitu perayaan panen hari kedelapan di musim gugur untuk memperingati empatpuluh tahun yang dihabiskan Israel di padang gurun).Waktu perayaan-perayaan ini dihabiskan di Yerusalem.
Di samping itu, sama seperti anak laki-laki sebayaNya, Yesus juga harus belajar di sekolah sinagoge (rumah ibadah) setempat. Di sinagoge diadakan pertemuan-pertemuan yang di dalamnya pengajaran dan ibadah dilangsungkan. Yang ditekankan dalam pengajaran di sinagoge adalah kegiatan membaca dan menulis, dengan Torat sebagai bahan pokoknya. Sebagai seorang Yahudi, Yesus kenal betul tradisi Yahudi baik sebagai agama maupun sebagai kebudayaan, yang lazim disebut Yudaisme (Keyahudian).

PESTA NAMA

Selamat dan sukses buat Gereja kita yang berulang tahun pada bulan September lalu

JADWAL MISA

Bulan in Gereja St.Mikael mengadakan misa pada hari Sabtu jam 16.30 dan Minggu 08.00