Kamis, 23 Oktober 2008

Siapa Yesus itu ?

Yesus adalah seorang Yahudi yang berasal dari Nazaret di Galilea. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga Yahudi sederhana, yaitu keluarga Maria dan Yusuf, pada waktu yang sangat dekat dengan akhir pemerintahan Herodes Agung, yaitu kira-kira tahun 4 SZB.
Ia mempunyai saudara-saudara laki-laki, salah seorang daripadanya (Yakobus) kemudian hari menjadi terkemuka dalam jemaat Kristen Palestina (Yerusalem), dan saudara-saudara perempuan (Mrk. 6:3). Di daerahNya dan pada zamanNya, nampaknya “semua orang” tahu asal-usul Yesus. “Tentang orang ini kita tahu dari mana asalNya” (Yoh. 7:27).
Yesus tumbuh dewasa di dalam lingkungan kehidupan desa atau kota kecil Nazaret (Mat. 2:23; Luk. 2:4) di daerah Galilea selatan, kira-kira seratus mil sebelah utara Yerusalem. Nazaret adalah kota kecil yang sangat tidak berarti secara religius (band. Yoh.1:46; 7:41, 52). Namun Nazaret dekat dengan Sepphoris, kota terbesar di Galilea yang sangat diwarnai kebudayaan Hellenis (Yunani-Romawi), kota yang sangat kosmopolitan pada masa Yesus. Daerah Galilea dihuni juga oleh sejumlah besar orang dari bangsa-bangsa lain (band. Mat. 4:13-15). Karena itu mungkin sekali bahwa semua orang Yahudi di kawasan itu dapat berbicara dalam dua bahasa, yaitu bahasa Aram dan bahasa Yunani koine (yang biasa digunakan sehari-hari). Galilea adalah suatu daerah di wilayah Palestina. Sejak tahun 63 SZB seluruh wilayah Palestina telah menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi. Palestina diperintah oleh “raja-raja (setempat) yang diangkat dan dilindungi” (client kings) oleh Roma.
Oleh warga Nazaret Yesus dikenal sebagai seorang “tukang kayu” (Mrk. 6:3). Untuk itu pastilah Ia telah dibekalii dan belajar ketrampilan menggunakan alat-alat pertukangan seorang pengrajin kayu (dalam bahasa Yunani: tektwn, tekton ) yang membuat barang-barang dari kayu. Pada masa itu seorang pengrajin kayu adalah anggota keluarga yang telah kehilangan lahan garapan mereka, sehingga mereka tidak dapat lagi bertani.
Kesadaran keberagamaanNya tumbuh dan berkembang karena Yesus belajar dari keluargaNya yang cukup saleh (band. Luk. 2:41-42).Sudah pasti Ia juga belajar kisah-kisah, madah-madah, dan doa-doa menurut tradisi Yahudi. Dan tentunya Ia sangat memperhatikan dengan seksama dan turut merayakan hariraya-hariraya besar agama Yahudi, seperti Hariraya Paskah (di musim semi untuk memperingati keluaran dari Mesir), Hariraya Pentakosta (atau Hariraya Tujuh Minggu, limapuluh hari sesudah Paskah, untuk merayakan bahwa Allah adalah pemilik tanah dan mengucap syukur kepadaNya yang telah membuat tanah subur dan memberi hasil), dan Hariraya Pondok Daun (yang disebut Tabernakel, yaitu perayaan panen hari kedelapan di musim gugur untuk memperingati empatpuluh tahun yang dihabiskan Israel di padang gurun).Waktu perayaan-perayaan ini dihabiskan di Yerusalem.
Di samping itu, sama seperti anak laki-laki sebayaNya, Yesus juga harus belajar di sekolah sinagoge (rumah ibadah) setempat. Di sinagoge diadakan pertemuan-pertemuan yang di dalamnya pengajaran dan ibadah dilangsungkan. Yang ditekankan dalam pengajaran di sinagoge adalah kegiatan membaca dan menulis, dengan Torat sebagai bahan pokoknya. Sebagai seorang Yahudi, Yesus kenal betul tradisi Yahudi baik sebagai agama maupun sebagai kebudayaan, yang lazim disebut Yudaisme (Keyahudian).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar